Gajah mati meninggalkan gading, sedangakan manusia mati meninggalkan nama... sebuah ungkapan yang sering kali kita dengar, bahkan bisa dibilang sebuah peribahasa yang sering digunakan saat guru bahasa indonesia menjelaskan tentang peribahasa.
eiiittt, tapi bukan itu yang mau kita bicarakan kawand.. pernah gak yaa, kita berfikir apa yang akan menjadi kenangan saat kita tiada nanti? apa mereka akan merasa kehilangan akan kebaikan yang kita lakukan (oopss bukan bermaksud sombong), atau malah mereka tersenyum penuh damai seakan - akan kita adalah sesuatu yang amat menakutkan dan menyusahkan bagi mereka...? terkait peribahasa di atas rasanya kita sebagai manusia gak ada apa - apanya ya, walau kita bergelimangan harta, berparas cantik dan tampan, ataupun memiliki banyak ilmu dan bergelar hebat.. semuanya seakan pupus begitu saja, tiada yang bisa dikenang dari diri kita saat kita hidup kecuali nama.. nama yang terkenang akan perbuatan yang kita lakukan, nama yang dikenang saat kita melakukan kebaikan ataupun keburukan, nama yang bisa di kenang akan akhlak yang melekat pada nama kita...
yupz, hanya nama kawand yang akan kita tinggalkan saat kita tiada nanti. so, waktu kita gak banyak untuk mengolah nama kita, Allah swt telah memberikan bahan - bahan yang sama, baik ukuran, warna, maupun alat - alat yang digunakannya. tak ada pembeda sedikitpun, sekarang tugas kita untuk merubah bahan - bahan tersebut agar menjadi nama yang bisa dikenang dengan indah serta penuh cita rasa yang tiada habisnya di mata dunia.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (Q.S. Ar Rad : 11)”
Ingetkan Ayat Al – Qur’an diatas, itu yang akan menjadi pegangan kita untuk merubah bahan – bahan tadi menjadi sebuah nama yang akan dikenang dengan indah bukan nama yang akan dikenang dengan kegetiran. Jadi, semuanya kembali pada diri kita, walaupun semua bahan dan alat yang diberikan sama belum tentu rasa dan aromanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar