SENJA.. *ucapku perlahan
ahh... terlalu basah mengingatnya..
seperti hujan sore ini..
tapi sayangnya saat itu ditambah gemuruh petir
yang datang bertubi-tubi memecahkan keheningan
angin yang berhembus
bagai iringan daun yang berguguran
bersamaan dengan terpaan debu
sesaat setelah menenangkan hati,
pada sang Illahi
dengan 3 Rakaat
suasana semakin riuh
badai datang bersamaan dengan bunyi sirine
masih terpasang jelas mukena dibadan
terlanjur hancur perasaan
ketika mobil putih terhenti
tepat di gerbang besi
terasa dingin melingkupi diri
berselimut tetesan keringat dingin
saat menatap
sesosok wajah yang sangat aku kenal
terdiam membisu, pucat pasi
terlihat tak berdaya
dingin melingkupi tubuhnya
terbujur kaku
tak ada gerakan
tak jua ucapan
tak terasa tetesan air mata berjatuhan
tubuhpun tiba-tiba tak mampu lagi berdiri sendiri
"ia telah pergi, tanpa kata terakhir.. tanpa melihatku lagi.. tanpa berpesan untuk terakhir kalinya"
ucapku tanpa daya
aku tersadar
bahwa suasana tadi adalah pertanda
aku harus kehilangan lagi wanita dalam kehidupanku
setelah 3 hari yang lalu ibu dari ibuku pergi tanpa sempat
aku memberitahunya..
ya Rabb dalam sepekan
aku harus merelakan
dua bidadari-Mu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar