.

Welcome to Ayrie's Blog *Goresan Cinta Ayrie*

19 November 2014

Mutiara sang Merpati

Sangat dilematis memang ketika dihadapkan pada 2 pilihan yang sulit.. bahkan semua yang kini menjadi hambatan nampak meng "iya" kan hal yang bisa saja dianggap "tidak".

saat harus memilih antara kebahagian dan impian, inilah yang membuatku tak pernah bisa tidur dengan nyaman bahkan selalu saja membayang-bayangi otakku.. "ucapnya dalam hati

semua bisa berkata kau akan baik-baik saja selama itu membuatmu nyaman. tapi apa mereka semua yakin akan perkataannya.. "ah... aku rasa tidak, mereka hanya bicara tentang hari ini saja bukan tentang aku dimasa lalu"

"aku adalah bagian dari pilihan, pilihan masa laluku.. dan saat ini masa depan memintaku untuk kembali memilih, tentang kehidupan baru dimana impian dan kebahagian harus terpisah.. sebut saja ini kekejaman, dan lihatlah mereka menertawaiku dengan sinis.. ya mungkin saja mereka tak ingin aku jadikan pilihan.." 

sembilu menatap semua cahaya yang merekah, dimana lentera menerangi sanubari jiwa.. namun jurang terjam itu kian dalam membawa percikan kerinduan pada dia. dia yang tak pernah sedikitpun luntur termakan masa

"hei.. coba saja, aku akan menjemputmu. bahkan kalian berdua, meski harus kurelakan semuanya, semua kenyataan yang saat ini membuatku tersenyum riang.. ahahha aku seperti anak kecil saja yang membutuhkan permen untuk menenangkan emosi.." ungkapanya dalam hati sambil tersenyum sinis

fajar pun tahu jika hari ini hujan makannya dia tidak datang menemui sang awan.. mungkin karena ketakutan akan letupan kecil dari tabrakan awan yang sedang tidak berteman. setidaknya dia mengalah meski saat ini daratan hampir rata dengan air, mungkin sebentar lagi akan menjadi lautan.

"bisa saja dia bertanya, kamu bisa apa tanpa sepotong roti dan selai coklat. hal kecil yang nampak begitu menyakitkan, memangnya dia siapa bisa mengguruiku seperti hantu hahaha, lucu sekali. dikirannya aku akan mengumpat dibalik kursi kayu. bodoh" sambil meremas kertas dan menatap kosong diapun menggerutu

percuma menyiram dedaunan yang hampir mati, seperti membuang waktu saja! pergilah, dan cari apa yang menjadikan hutan nampak hijau... tapi jika tidak kau temukan kembali saja ketempat dimana ombak menari-nari

"diam, jika tak ingin mendapati luka dalam kata-kata manisku.." ia pun semakin meradang

katanya "pecahkan saja gelasnya biar ramai, biar mengaduh sampai gaduh..." 

percaya atau tidak ketika sang merpati mengepakan sayapnya, daun pun berguguran sepertinya mereka tahu keanggunan pun akan pergi, terbang bebas mengarungi nusantara. 

"itu keyakinanku, tak ada sebutir mutiarapun yang mampu membuatku terdiam, menatapi semesta yang memanggil- manggil.."

"horaaaayyyyyyyy"




Tidak ada komentar:

Posting Komentar